MED Breakfast, Danantara ; “Siap Dukung Investasi dan Industri di NTT”

Industri di NTT

HeadLine, KaBinet2112 Views

Jakarta | BabelEkspress.News | JSCgroupmedia ~ Bertempat di Hotel Aryaduta, Jakarta, kegiatan *Monthly Economic Diplomatic Breakfast* edisi Mei 2025 kembali digelar dengan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan bidang ekonomi dan investasi nasional.

Kegiatan ini merupakan forum bulanan yang bertujuan memperkuat diplomasi ekonomi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Hadir sebagai narasumber utama, Chief Operating Officer (COO) Danantara sekaligus Wakil Menteri BUMN dan Direktur Utama InJourney, Doni Oskaria, yang memaparkan peran strategis Danantara sebagai perusahaan super holding yang dibentuk untuk menyatukan sinergi antar BUMN di Indonesia.

Dalam paparannya, Doni menekankan bahwa kendala utama BUMN selama ini adalah proses birokrasi yang panjang dalam merger, dividen, hingga penyusunan anggaran yang menghambat percepatan bisnis.

“Danantara hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan status sebagai super holding, perusahaan ini dapat bekerja secara profesional dan efisien, memfasilitasi merger, serta mendukung proyek-proyek strategis lintas BUMN,” ujar Doni.

Doni juga menegaskan bahwa kehadiran Danantara tidak mengurangi eksistensi BUMN yang sudah besar, tetapi justru memperkuat dan menyatukan berbagai entitas yang selama ini tumpang tindih dalam fokus bisnis.

Dengan struktur dan manajemen yang ramping, Danantara diharapkan dapat menarik lebih banyak investor global dan memperkuat posisi Indonesia di mata dunia. Saat ini, Danantara tercatat sebagai super holding kelima terbesar di dunia.

Dalam forum tersebut, Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Bakrie beserta seluruh Ketua Umum KADIN se-Indonesia turut hadir dan menyatakan komitmen untuk berkolaborasi dalam proyek investasi nasional.

Salah satu hasil konkret dari pertemuan ini adalah rencana penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara KADIN Indonesia dan Danantara untuk mendorong investasi bersama secara strategis di berbagai daerah.

Ketua Umum KADIN NTT, Bobby Lianto, turut menyampaikan kondisi perekonomian di Nusa Tenggara Timur yang masih mengalami ketimpangan perdagangan.

Berdasarkan data Bank Indonesia, NTT mencatat impor senilai Rp59 triliun, sementara ekspor hanya mencapai Rp7 triliun, mayoritas dalam bentuk komoditas mentah. “Defisit hampir Rp52 triliun ini menunjukkan bahwa NTT masih sangat bergantung pada produk luar,” ujarnya.

Bobby menyampaikan bahwa sesuai arahan Gubernur NTT, langkah substitusi produk impor dan peningkatan nilai tambah komoditas lokal menjadi kunci untuk memperbaiki neraca perdagangan.

Ia juga menyampaikan potensi besar NTT di sektor kelautan, termasuk garam dan rumput laut, yang perlu ditopang dengan dukungan investasi dan infrastruktur industri.

Namun, Bobby menyoroti minimnya fasilitas di Kawasan Industri Bolok sebagai kendala utama. “Kami telah mengundang banyak investor, namun tanpa dukungan infrastruktur memadai, investasi belum terealisasi optimal,” jelasnya.

Bobby pun mengajak Danantara untuk turut berinvestasi dan membawa mitra investor ke NTT.

“Kami siap mensupport dan memfasilitasi seluruh proses hingga investasi benar-benar masuk dan memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat NTT,” pungkasnya. | BabelEkspress.News | WartaTimor | *** |