BabelEkspress.News | JSCgroupmedia ~ Seiring dengan berkembangnya pemikiran tentang pembangunan berkelanjutan, Pemerintah Kabupaten Belitung Timur (Beltim) kini memfokuskan perhatian pada daerah-daerah yang sering kali terabaikan : pulau-pulau kecil dan terluar di wilayahnya.
Salah satunya adalah Pulau Ketapang yang akan menjadi tujuan kunjungan Silaturahmi Bupati Beltim, Kamarudin Muten, bersama Wakil Bupati Khairil Anwar, pada 28 hingga 29 Oktober 2025.
Kunjungan ini dipersiapkan dengan penuh perhitungan, bertujuan untuk memastikan pemerataan pembangunan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pulau-pulau kecil yang selama ini berjuang dalam keterbatasan.
Meskipun terletak di dalam wilayah administratif Kabupaten Beltim, Pulau Ketapang bersama beberapa pulau terluar lainnya, seperti Pulau Batun dan Pulau Long, tetap menghadapi tantangan serius dalam hal aksesibilitas dan pemenuhan kebutuhan dasar.
Keterpencilan yang dialami pulau-pulau ini sering kali berujung pada minimnya infrastruktur, fasilitas pendidikan, serta layanan publik yang memadai.

Aksesibilitas : Menghadapi Lintasan Laut yang Menantang
Pulau Ketapang dan Batun terletak jauh dari pusat pemerintahan, mengharuskan masyarakatnya menempuh perjalanan laut yang panjang dan berisiko. Seperti yang diungkapkan oleh Wakil Bupati Khairil Anwar, meski wilayah ini telah dipetakan sebagai prioritas pembangunan, jarak yang jauh dan kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi faktor utama yang menghambat upaya pemerintah untuk memberikan layanan yang setara.
“Pulau-pulau ini memerlukan perhatian ekstra. Akses ke pulau-pulau tersebut masih sangat terbatas, dan cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan tersendiri,” ujar Khairil dalam rapat persiapan kunjungan Silaturahmi ke Pulau Terluar.
Perjalanan laut menuju Pulau Batun saja memakan waktu hingga 6 jam dari dermaga di Desa Tanjung Kelumpang, Kecamatan Simpang Pesak, dengan kondisi laut yang kadang kala bergelora.
Tak hanya soal akses fisik, cuaca yang sering berubah drastis juga membuat pelayaran menuju pulau-pulau tersebut kerap terhambat. Oleh karena itu, perlu adanya infrastruktur transportasi laut yang lebih baik dan lebih aman untuk memastikan ketahanan konektivitas antar-pulau.
Pendidikan dan Sosial : Fokus pada Pemberdayaan Masyarakat
Tantangan berikutnya adalah fasilitas pendidikan dan sosial yang sangat terbatas. Di Pulau Ketapang, misalnya, hanya terdapat SD Negeri 10 Simpang Pesak yang menjadi satu-satunya lembaga pendidikan bagi anak-anak di pulau tersebut.
Namun, fasilitas yang ada masih jauh dari memadai. Sekolah ini hanya memiliki dua lokal yang terletak di Pulau Ketapang, sementara empat lokal lainnya berada di Pulau Batun yang berjarak 24 mil laut. Jarak yang cukup jauh ini tentu menambah beban bagi anak-anak yang harus menempuh perjalanan laut setiap hari untuk memperoleh pendidikan.
Di sisi lain, Pulau Batun yang terletak 300 km dari Jakarta juga menghadapi kesulitan yang serupa. Di pulau yang luasnya hanya 0,18 km² ini, sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan.
Namun, minimnya fasilitas publik, termasuk sekolah dan pusat layanan kesehatan, menjadikan pemberdayaan masyarakat di sana sangat terbatas.
Tetapi, di tengah segala keterbatasan tersebut, ada juga titik terang. Masjid Al-Muttaqin yang berada di Pulau Ketapang menjadi salah satu tempat yang menghubungkan warga, baik dalam kegiatan ibadah maupun dalam pertemuan sosial.
Keberadaan fasilitas ibadah ini menjadi oase dalam kehidupan masyarakat yang bergantung pada keterhubungan antar sesama.
Agenda Kunjungan Silaturahmi : Meningkatkan Layanan Sosial dan Kesehatan
Kunjungan Bupati & Wakil Bupati Beltim ke Pulau Ketapang kali ini direncanakan untuk memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Salah satu agenda utama adalah penyerahan bantuan sosial, pemeriksaan kesehatan gratis, dan pemberian perlengkapan sekolah bagi anak-anak di kedua pulau tersebut. Kunjungan ini juga akan melibatkan berbagai pihak terkait untuk memastikan bahwa program-program pembangunan yang telah direncanakan dapat berjalan sesuai harapan.
“Tujuan kami bukan hanya untuk memberikan bantuan sesaat, tetapi juga untuk memastikan bahwa pelayanan sosial dan kesehatan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” jelas Khairil.
Pemkab Beltim ingin membangun konektivitas yang lebih baik, tidak hanya dalam bentuk infrastruktur fisik, tetapi juga dalam aspek sosial yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Rapat persiapan yang dipimpin oleh Khairil Anwar membahas berbagai hal teknis, mulai dari penyediaan transportasi laut yang aman, logistik, hingga penginapan rombongan.
Menurutnya, sinergi antar-organisasi perangkat daerah (OPD) sangat penting agar kegiatan ini berjalan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi warga. “Semua OPD harus hadir dan terlibat aktif. Jangan ada yang bekerja sendiri-sendiri,” tegasnya.
Pembangunan Berkelanjutan : Konektivitas sebagai Landasan Pembangunan
Penting untuk disadari bahwa pengembangan Pulau Ketapang, Batun, dan pulau-pulau terluar lainnya bukan hanya soal memberikan bantuan jangka pendek, melainkan soal menciptakan konektivitas yang berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur yang baik, seperti transportasi laut yang lebih aman, fasilitas pendidikan yang memadai, dan layanan kesehatan yang mudah dijangkau, adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Namun, pemecahan masalah ini tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah daerah. Pemerintah Kabupaten Belitung Timur menyadari bahwa untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat lokal, serta sektor swasta.
“Ke depan, kami berharap agar potensi-potensi yang ada di Pulau Ketapang dan Batun dapat digali lebih maksimal. Salah satunya adalah pengembangan pariwisata berbasis alam yang ramah lingkungan, serta pemberdayaan ekonomi berbasis kelautan,” ujar Khairil.
Dengan menggali potensi alam dan budaya setempat, diharapkan pulau-pulau ini bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru bagi Belitung Timur.
Harapan untuk Masa Depan
Kunjungan Silaturahmi yang akan dilaksanakan pada 28 hingga 29 Oktober ini bukan sekadar seremoni, tetapi sebuah langkah nyata dalam upaya mempercepat pembangunan di pulau-pulau terluar.
Diharapkan kunjungan ini menjadi titik awal untuk membuka peluang kolaborasi lebih luas antara berbagai pihak dalam membangun pulau-pulau kecil yang selama ini seringkali terabaikan dalam arus pembangunan.
Dengan perhatian yang lebih besar dari pemerintah dan sinergi yang kuat antar semua pihak, masyarakat Pulau Ketapang dan Batun berharap mereka tidak hanya menjadi objek bantuan, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan yang lebih besar dalam pembangunan Belitung Timur yang lebih merata dan berkelanjutan. | BabelEkspress.News | */Redaksi | *** |























