Gadaikan HP Demi Ujian, Kasatgas Ormass GR Beltim Rajo Ameh ; “Dana Bos-nya Kemana?

Menyoal Dana Bos

HeadLine, RaGam2257 Views
banner 468x60

Pasir Pengaraian | Rokan Hulu | Riau | BabelEkspress.News | JSCgroupmedia ~ Kejadian di SMK Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau menarik perhatian beberapa aktivis sosial kemasyarakatan termasuk Rajo Ameh dari Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Menurut Rajo Ameh Ketua Satuan Tugas [Kasatgas] Organisasi Massa Gerakan Rakyat [Ormass GR] Kabupaten Belitung Timu hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi dan setidaknya bisa dicarikan solusi, di Indonesia ini sebagian biaya pendidikan sudah ditangani oleh negara artinya sudah disubsidi oleh negara melalui pemberian Dana Bos di setiap sekolah sesuai dengan tingkatannya dan beberapa asumsi lainnya sesuai ketentuan yang berlaku,” demikian Rajo Ameh panggilan Akrab dari Rizal Tanjung B.Sc Mi St. Rajo Ameh kepada media.

banner 336x280

Tapi sayang dalam setiap pertemuan, pihak sekolah terkadang enggan memberikan informasi tentang pemakaian dan penggunaan Dana Bos secara terbuka, padahal jika mereka terbuka, kita sebagai orangtua tahu dimana letak kekurangannya atau hal lain yang perlu dibantu, tapi terkadang hal itu tidak pernah terjadi atau jarang sekali terjadi,” ungkap Rajo Ameh menjelaskan.

Sekali waktu sepertinya pihak terkait perlu memberikan edukasi kepada pihak sekolah agar penggunaan Dana Bos tidak melenceng seperti yang diharapkan oleh Pemerintah termasuk negara sendiri,” harapnya.

“Jadi kita bertanya sekarang, Dana Bos-nya kemana? Kejadian di SMK Negeri 1 Purba itu, seharusnya tidak terjadi apabila pihak sekolah bijak dalam memberikan solusi di setiap permasalahan anak didiknya sendiri,” pungkasnya.

Dalamm kesempatan lain, Demi mengikuti ujian kenaikan kelas seorang siswa SMK Negeri 1 Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, berinisial RL rela menggadaikan Handphone nya dengan harga Rp240 Ribu agar bisa mengikuti ujian kenaikan kelas.

See also  Kebijakan Tarif Timbal Balik Trump Mulai Berlaku 9 April

RL yang mengerti atas kondisi ibunya pun harus memutar otak agar tetap bisa mengikti ujian yang sudah dilaksanakan sejak 2 Juni 2025.

Dia pun terpaksa menggadaikan handphone miliknya. Namun, handphone tersebut hanya dihargai Rp100 ribu. Di saat itu, ia menyerahkan uang yang ada ke pihak sekolah. Tetapi, RL tetap harus membayar lunas uang praktik.

RL sendiri hidup bersama ibunya, Mariatun. Wanita berusia 58 tahun itu harus menghidupi anak-anaknya termasuk RL. Sementara ayahnya sudah meninggal dunia.

Pasca ditinggal suaminya, Mariatun sehari-hari bertani. Kebun sawit peninggalan suaminya tinggal sedikit karena sebagian dijual dan uangnya dipakai untuk membangun rumah dan kebutuhan rumah tangga.

Sementara itu Mariatun menjelaskan saat mau ujian, anaknya datang untuk meminta uang praktik. Karena jika tidak dibayar dia tidak bisa ikut ujian.

“Saat itu anak saya datang meminta uang unuk membayar uang praktik. Namun kami lagi tidak ada memegang uang. Sempat saya meminta anak saya berhenti sekolah, mendengar itu anak saya menangis dan berkata aku tidak mau berhenti sekolah aku mau sekolah,” kata Mariatun.

Setelah mendengar perkataan dari ibu, RL tidak putus asa. Dia teringat akan telepon genggamnya. Dia lalu bergegas ke lemari tempatnya menyimpan handphone, kemudian bergeas mencari orang yang ia kenal utuk dipinjami.

Upanya membuahkan hasil. Ada yang meminjami Rp100 ribu. Kendati begitu, dia tetap nekat sekolah dan memohon guru agar bisa ikut ujian dan berjanji mencicilnya.

Mariatun menjelaskan dirinya menghidupi delapan anaknya. RL sendiri anak paling bungsu. Untuk kebutuhan hidup dia harus bekerja sebagai petani. Selain itu dia memiliki kebun sawit yang tidak begitu luas. Dari hasil kebun didapat uang Rp2 juta.

See also  Tunggu Pengesahan Pusat, Bangka Utara Segera Lahir

“Uang hanya cukup untuk pemenuhan hidup,” ujarnnya.

Kisah RL hampir putus sekolah karena tidak bisa membayar pun sampai ke telinga prajurit TNI AD, Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Serda Dedy Novery Samosir.

Ia kemudian menjumpai RL dan orangtuanya. Dedi menyatakan bersedia membayar uang praktik dan membayar HP yang telah digadaikan.

“Hari ini saya sampai di rumah Ibu Mariantun. Saya disambut baik oleh pihak keluarga dan saya langsung memberikan berupa bantuan seperti sembako dan uang saku,” ujar Dedy, Rabu (4/6/2025) lalu.

Kini RL kembli bisa tenang dan dapat mengikuti ujian. “Kita berharap agar RL bisa mendapat nilai yang baik,” harap Serda Dedy. | BabelEkspress.News | RCTI+ | *** |

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment