Rajo Ameh ; Mengerikan! Dari Warkop hingga Kuburan Jadi Lokasi Transaksi Narkoba

Transaksi Narkoba

HeadLine, News2580 Views
banner 468x60

BabelEkspress.News | JSCgroupmedia ~ Aroma kopi pagi bercampur angin sejuk dari pegunungan biasanya menjadi penanda hari dimulai di kampung-kampung kecil di Sumatera Utara. Namun, di balik tenangnya suasana warung kopi (warkop) yang ramai dengan obrolan ringan, tersimpan sebuah rahasia kelam : peredaran narkoba yang makin tak terkendali.

Di beberapa tempat di kawasan Kota seperti tempat hiburan, perkebunan dan bahkan ke Tempat Pemakaman Umum [TPU] ; menurut berbagai informasi yang dikumpulkan menjadi tempat transaksi narkotika jenis sabu, ganja, hingga obat-obatan terlarang lain yang diperjualbelikan di lorong gelap atau gang sempit, bahkan di tempat-tempat yang dianggap sakral seperti pemakaman umum.

banner 336x280

Transaksi di Balik Cangkir Kopi

Warkop yang seharusnya menjadi tempat silaturahmi warga justru berubah menjadi titik temu sindikat narkoba. Para pengedar menyamar sebagai pengunjung biasa. Mereka tidak membawa tas mencurigakan atau berbicara mencurigakan. Berkemungkinan menggunakan kode-kode singkat, seperti mengedipkan mata atau lainnya, yang sebenarnya adalah sandi untuk permintaan paket kecil sabu.

Menurut Direktur Eksekutif Pinang Merah Foundation, Rajo Ameh mengungkapkan bahwa berkemungkinan para sindikat berpikiran warkop bisa menjadi lokasi favorit karena tidak menarik perhatian umum,” ujarnya.

“Dan Polisi jarang curiga sama warkop. Kalau ada yang duduk berjam-jam ya dianggap biasa. Tapi sebenarnya transaksi jalan terus, itu perkiraan kita,” tuturnya.

Rajo Ameh berharap Polisi segera menyisir di berbagai tempat agar peredaran obat-obatan terlarang ini bisa dicegah sedini mungkin,” harapnya.

Kuburan Jadi Tempat Janji Temu

Yang lebih mengejutkan, beberapa transaksi dilakukan di kompleks kuburan. Tempat peristirahatan terakhir itu kini justru menjadi tempat yang hidup — bukan oleh doa, tapi oleh transaksi gelap.

Pemilihan kuburan bukan tanpa alasan. Area itu biasanya sepi dan tidak diawasi. Beberapa pengedar bisa jadi menyembunyikan paket sabu di balik nisan atau lubang bekas kubur atau lainnya untuk diambil oleh pemesan.

See also  Akhirnya Kejati Aceh Tangkap DPO Kasus Sertifikat Tanah

Melibatkan Anak Muda dan Ibu Rumah Tangga

Dampak dari peredaran narkoba tidak hanya menyentuh kalangan kriminal, tapi sepertinya juga telah menyusup ke dalam sendi kehidupan sosial masyarakat biasa. Termasuk beberapa ibu rumah tangga bisa saja menjadi kurir karena tergiur upah ratusan ribu rupiah sekali antar.

Tak hanya itu, para pemuda yang kehilangan arah hidup akibat pengangguran dan kemiskinan menjadi target empuk perekrutan oleh jaringan narkoba.

Polisi Kesulitan, Warga Takut Bicara

Pihak kepolisian menyatakan telah mengetahui adanya pola transaksi di warkop dan kuburan ini, namun mengakui adanya kesulitan dalam pengumpulan bukti.

Masih menurut Rajo Ameh, kita berharap Polisi terus berupaya melakukan penindakan, walau jaringan ini cukup bekerja rapi dan modus yang berubah-ubah membuat penyelidikan tak mudah.

“Saya menghimbau masyarakat agar mendukung kinerja Polisi untuk memberantas narkoba ini dan jangan takut bicara,” paparnya.

Masa Depan Generasi Muda Terancam

Laporan Komnas Anak menunjukkan peningkatan kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dalam lima tahun terakhir. Kawasan-kawasan seperti tersebut diatas menjadi cermin suram ancaman narkoba terhadap masa depan generasi muda Indonesia.

Tokoh masyarakat dan alim ulama diharapkan ikut berpartisipasi dalam hal ini agar memberikan penjelasan kepada masyarakat dan membuat masyarakat semakin mengerti akan bahaya narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya dan mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan serius dan berkelanjutan.

“Ini bukan hanya soal hukum. Ini soal marwah dan masa depan anak-anak bangsa kita,” tegas Rajo Ameh.

Perlu Gerakan Kolektif

Peredaran narkoba yang telah menyusup hingga ke warung kopi dan area pemakaman menunjukkan bahwa perang melawan narkoba bukan lagi sekadar tugas polisi. Ini adalah masalah sosial, ekonomi, dan kemanusiaan yang membutuhkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat.

See also  Bawa Teknologi RAS, PT VIP Mulai Ber-Investasi di Belitung Timur

Jika dibiarkan, maka generasi bangsa ini diambang kehancuran yang kehilangan arah akibat racun putih ini.

Dikutip dari media online Kumparan, Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Sumatera Utara mengungkap kasus narkoba periode 1 Juli hingga 10 September 2025. Peredaran narkoba di Sumut disebut dilakukan di banyak tempat.

Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut, AKBP Diari Astetika, mengatakan tempat yang sering dijadikan transaksi narkoba yakni di tempat hiburan malam, warung kopi, perkebunan hingga pemakaman umum.

“Tempat pemakaman umum atau kuburan tidak seseram seperti kita bayangkan selama ini, ternyata sudah dimanfaatkan oleh jaringan peredaran narkoba,” kata dia saat jumpa pers di Mapolda Sumut, Kamis (11/9).

“Adanya loket-loket narkoba di lokasi pemukiman maupun di lokasi perkebunan, kebun sawit tentunya, adanya juga peredaran narkoba di tempat hiburan malam, di tempat kos-kosan dan rumah kontrakan,” tambahnya.

Diari mengatakan narkoba yang beredar di Sumut bersumber dari jaringan internasional. Namun, dia tak merinci lebih jelas jaringan internasional yang dimaksud itu.

“Ini jaringan internasional. Di Indonesia belum ada menemukan pabriknya di Indonesia. Khusus sabu, dari luar Indonesia. Mereka tidak menyebut secara pasti,” ucap Diari.

149 Orang Ditangkap

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, mengatakan dalam operasi kali ini, sebanyak 149 orang ditangkap.

“Adapun jumlah kasus yang dapat diungkap berjumlah 114 kasus dengan jumlah tersangka 149 orang,” kata Ferry.

Adapun sejumlah barang bukti narkoba turut disita. Di antaranya sabu sebanyak 23,89 kg, ganja seberat 44,72 gram, ekstasi 1.557.50 butir, happy five 5.50 butir.

“Adapun estimasi jiwa yang telah berhasil diselamatkan berjumlah 125.164 jiwa, dengan nilai Rp 30.483.400.000 miliar,” jelas Ferry. | BaEkspress.News | Kumparan | *** |

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment